Tahukah Kamu ??????? ========>>> Sarapan Pagi ternyata sangat penting karena ternyata Metabolisme bekerja 20 % lebih cepat dan secara bertahap makin menurun hingga malam,,,!


Sebagai seorang militer Panglima Besar TNI Soedirman tidak pernah menangis. Ada yang mengatakan bahwa Jenderal Soedirman menangis ketika Presiden Soekarno memegang pundak Soedirman. Bukan menangis, tetapi terharu karena setelah serangan Belanda tersebut nasib bangsa semakin tidak menentu. Apakah negara yang baru didirikan itu akan bubar atau akan tetap langgeng. Disitulah keharuannya. Inilah komentar Soekotjo Tjokroatmodjo,mantan pengawal Presiden Soekarno yang sekarang adalah Wakil Ketua Umum II DPP LVRI. Sebelumnya Ketua Umum DPP LVRI Letjen (Purn) Rais Abin pernah pula mengomentarinya. "Sejarah jangan diputarbalikkan. Jenderal Soedirman bukanlah seorang melankolis. Dia seorang militer," ujar Rais Abin.

Pada waktu itu, Soekarno mengatakan: "Ingatlah, sekalipun para pemimpin tertangkap, orang yang di bawahnya harus menggantikannya, baik ia militer maupun sipil. Dan Indonesia tidak akan menyerah," kata Soekarno sambil memegang pundak Soedirman. Lelaki berusia 30 tahun yang bernafas dengan paru-paru sebelah itu, kembali ke pasukannya yang sudah bersiap.

Membangun kembali Indonesia sebagai Negara Maritim itulah hasil lengkap Orasi Sekjen DPP LVRI Wahyono,SK pada Dies Natalis dan Wisuda Sarjana Universitas Veteran RI Makassar, 24 Nopember 2010.

Hasil Kunjungan Presiden Veconac (Veteran Confederation of ASEAN Countries/Konfederasi para Veteran ASEAN)/Ketua Umum LVRI, Letjen TNI Purn Rais Abin dan rombongan ke Vientiane Republik Demokrasi Rakyat Laos 20-23 Februari 2011. Sebuah kunjungan bersejarah yang dilakukan LVRI, apalagi Laos sekarang sedang dilirik investor dari Indonesia.

Di samping itu ada pula kunjungan Gubernur DKI Fauzi Bowo ke Mabes LVRI dan diterima Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Pur) Rais Abin, Selasa 22 Maret 2011, yang antara lain membahas masalah traffik di depan Gedung LVRI.

Mengulas buku Jenderal Soedirman yang diulas Dasman Djamaluddin, Redaktur Pelaksana Majalah Veteran, kegiatan Sahabat Veteran di Bogor dan Obituari Achmad Tirtosudiro, Mengenang Seorang Prajurit Pengabdi. Di samping masih banyak yang lain.

Sumber : http://wikimu.com

Oleh : Berthold Sinaulan

Di samping Baden-Powell House yang terletak di tengah kota London dan Pulau Brownsea di wilayah Poole, Gilwell Park juga merupakan tempat yang tak boleh dilewatkan para pandu bila berkunjung ke Inggris. Di situlah tempatnya pusat kepanduan Kerajaan Inggris.

Bukan hanya itu. Di situ juga kita bisa melihat beragam benda peninggalan Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, dan berbagai memorabilia kepanduan lainnya. Mulai dari baju seragam yang pernah dikenakan Baden-Powell, mobil antik Rolls-Royce yang dihadiahkan para pandu Inggris kepada Baden-Powell, lukisan, patung, dan berbagai benda unik lainnya.

Tempat tersebut juga penting bagi pengembangan Gerakan Kepanduan Sedunia, karena di situlah diadakan pelatihan dan kursus (training and course) bagi para pembina pramuka, agar dapat lebih mampu mengembangkan latihan dan kegiatan yang menarik bagi para peserta didiknya. Para pembina pandu yang telah lulus kursus di sini biasanya bisa ditandai dengan setangan leher khusus berwarna cokelat muda kemerahan dengan tempelan kain sebesar ukuran kartu nama berwarna hijau bergaris-garis, yang diikat dengan pengikat setangan leher dari rotan hitam, serta berkalung manik kayu.

Manik kayu yang jumlahnya dua untuk mereka yang baru lulus kursus pembina pramuka (pandu) mahir lengkap, begitu istilahnya di Indonesia. Kemudian mereka yang mengenakan kalung dengan manik kayu berjumlah tiga untuk yang bila di Indonesia istilahnya telah lulus kursus pelatih pembina pramuka tingkat dasar. Sedangkan kalung dengan manik kayu berjumlah empat untuk mereka yang bila Indonesia telah lulus kursus pelatih pembina pramuka mahir tingkat lanjutan.

Belakangan, dengan mengikuti standar dari Gilwell Park, pelatihan dan kursus bagi pembina pandu di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, walaupun di lingkungan Gerakan Pramuka saat ini tanda bagi mereka yang telah lulus pembina pramuka mahir lengkap adalah pita mahir dan bukan kalung dengan manik kayu.

Kisah mengenai manik kayu dan sejarahnya ini juga dapat dilihat di Museum Gilwell Park, yang terdapat di dekat toko penjualan berbagai memorabilia dan benda-benda kepanduan dari tempat itu. Di situ ada kalung dengan rangkaian manik kayu yang diperoleh Baden-Powell dari salah seorang kepala suku di Afrika. Baden-Powell mendapatkan kalung itu sebagai tanda penghormatan kepada dirinya. Belakangan, Baden-Powell memanfaatkan manik-manik kayu dari kalung itu untuk juga memberikan penghormatan kepada rekan-rekannya yang dianggap telah membantu kegiatan gerakan kepanduan di masa-masa awal, maupun rekannya yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai seorang pembina pandu berkualitas.

Sewaktu penulis berkunjung ke Gilwell Park, tempat itu menjadi salah satu arena kegiatan bagi para peserta Jambore Kepanduan Sedunia ke-21 yang diadakan dari 28 Juli sampai 7 Agustus 2007. Lokasi utama jambore itu memang di Hylands Park, Chelmsford, Essex, Inggris. Namun, beberapa kegiatan diadakan Gilwell Park, yang jaraknya sekitar satu jam berkendaraan.

Penulis sempat melihat para peserta jambore yang terdiri dari para remaja 14-17 tahun sedang mengikuti kegiatan semacam halang rintang, memanjat tebing, membuat roket mini, dan meluncur dengan menggunakan semacam papan kayu dari atas bukit ke bawah. Sungguh menyenangkan. Semuanya bergembira.

Di luar itu, ada hal lain yang menarik. Ketika penulis memasuki toko di sebelah Museum Gilwell Park, di bagian atasnya dipajang ratusan setangan leher dari berbagai organisasi kepanduan dari berbagai negara. Saat itu, seorang pembina pandu dari Bangladesh, menyerahkan setangan leher dari organisasi kepanduannya.

Penulis sendiri mengamati dengan teliti selama sekitar 20 menit, namun tak terlihat ada setangan leher dari Gerakan Pramuka. Maka secara spontan, penulis kemudian menyerahkan setangan leher yang penulis pakai, untuk dipajang di tempat itu. Saat menyerahkan setangan leher itu, penulis diminta untuk menyerahkan kartu nama atau menulis di selembar kertas, nama orang yang memberikan dan dari mana asalnya. Penulis menyerahkan kartu nama yang kemudian ditempelkan di setangan leher itu, sebelum nantinya diserahkan kepada petugas yang akan menggantungkan setangan leher itu di bagian atas toko tersebut. Maka kini, Indonesia juga terwakili di deretan ratusan setangan leher pandu di Gilwell Park.

Sejarah Pramuka di Dunia – Pendiri gerakan pramuka di dunia adalah Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan. Baden Powell Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Berbagai pengalaman Baden Powell ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.

Pada Tahun 1910 Baden Powell pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Dan tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

* Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
* Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
* Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
* Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
* Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
* Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
* Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
* Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
* Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
* Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
* Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
* Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
* Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
* Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
* Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
* Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
* Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
* Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
* Tahun 2003 Jambore XX di Thailand

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.

Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Sumber : http://duniabaca.com

;;
TI0909