Tahukah Kamu ??????? ========>>> Sarapan Pagi ternyata sangat penting karena ternyata Metabolisme bekerja 20 % lebih cepat dan secara bertahap makin menurun hingga malam,,,!

Resensi Buku :Menemukan Akar Perubahan

Judul: Re-Code Your Change DNA
Penulis: Rhenald Kasali
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2007
Tebal: 250 + xviii


Apa yang menyebabkan seseorang, suatu organisasi atau suatu bangsa sulit berubah? Itulah sifat bawaan atau tradisi yang dipertahankan turun-temurun sejak zaman nenek-moyang dulu hingga anak-cucu sekarang. Bila sifat dan tradisi itu positif, mungkin menjadi berkah tersendiri. Sebaliknya bila negatif, maka sifat dan tradisi itu akan membelenggu setiap orang atau bangsa, sehingga gagal mencapai prestasi dan kemajuan yang diinginkan. Karena itulah, penulis buku ini menyarankan rumus jitu: Format ulang DNA Anda!

Di dalam diri kita ada DNA (deoxiribo nuclead acid) yang bersifat biologis dan behavioris. DNA Perubahan (Change DNA) adalah konsep tentang pembentuk perilaku manusia, yang diadopsi dan diperluas pengertiannya dari DNA Psiko-sosial atau DNA Wirausaha (Entrepreneurship DNA). Suatu konsep rumit, namun penulis mampu menjabarkannya kepada pembaca dengan bahasa yang renyah. Sajian buku ini tambah menarik karena dilengkapi dengan contoh-contoh praktis dari dalam dan luar negeri, serta didesain secara khusus untuk menonjolkan makna-makna kunci yang perlu ditangkap pembaca. Sebuah inovasi dalam penulisan buku manajemen dan kepemimpinan yang patut diacungi jempol.

Istilah DNA aslinya ialah sebuah unsur pembawa sifat yang berbentuk molekul yang menyimpan informasi tentang gen seseorang. Informasi itu disimpan dalam bentuk sandi berupa kode genetik (kodon). Ilmu genetika biologi terus berkembang dan kemudian membentuk cabang baru, yakni genetika perilaku. Berdasarkan penelitian T.L. Harrison (2005) diperkirakan sekitar 50% perbedaan kepribadian manusia terkait dengan genetikanya. Buku ini melacak akar perubahan dalam skala individu dan organisasi, dan mengajukan formula yang bisa diterapkan siapa saja.

Inilah buku kedua Rhenald Kasali yang tampil eksklusif setelah buku pertamanya, CHANGE, laris hingga mengalami cetak ulang beberapa kali. Penulis kini menjabat Ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia. Sebelumnya, selama tujuh tahun ia mengepalai program doktor di kampus yang sama. Di luar tugas mengajar, ia membangun UKM Network Centre yang mendorong petani untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Pada tahun 2006, sebenarnya ia dicalonkan menjadi Guru Besar di Fakultas Ekonomi UI, tapi dijegal oleh oknum yang tak suka. Buat dia gelar formal tak terlalu penting, sebab masyarakat menuntut kontribusi kongkrit. Ia menjadi pembicara di berbagai seminar dalam dan luar negeri, disamping tampil di media elektronik berupa talk show di radio dan televisi.

Dalam buku ini kita diperkenalkan dengan model lima faktor (The Big 5) sebagai pembentuk kepribadian yang bersifat “highly inheritable” (sangat terbawa pada keturunan). Kelima faktor itu diformulasikan sebagai DNA Perubahan, sesungguhnya berasal dari konsep OCEAN (Costa & McCare, 1997) yang bermakna: “Openness to experience” (keterbukaan terhadap pengalaman baru), Conscientiousness (keterbukaan hati dan telinga), Extroversion (keterbukaan hubungan dengan orang lain), Agreeableness (keterbukaan terhadap kesepakatan), dan Neuroticism (keterbukaan terhadap tekanan psikologis).

Penulis tak hanya membeberkan bagaimana kelima faktor itu bekerja dalam diri manusia, melainkan juga bagaimana cara mengukur kelima faktor itu dalam diri kita masing-masing. Dengan begitu, kita bisa mengetahui kadar DNA Perubahan dalam diri sendiri. Bila terbukti DNA kita tak sesuai dengan perkembangan zaman, maka kita harus melakukan reformulasi itu.

Itulah proses Re-Code yang berarti membentuk kembali kode sel-sel pembentuk sifat agar fit dengan kebutuhan zamannya. Re-Code tak lain membentuk kembali cara berpikir dan cara memimpin. Dengan gamblang penulis melukiskan hubungan antara pikiran dan karakter manusia dengan hasil kerja dan penampilan seperti ilustrasi bongkahan es di atas air. Yang tampak di permukaan air hanya puncak gunung es (berupa kerja dan perilaku nyata), padahal di bawahnya tersembunyi akar es (emosi dan pikiran). Cara terbaik untuk melakukan perubahan ialah dengan menyentuh karakter dan pola pikir manusia.

Manusia menjadi pusat perhatian, sebab merekalah pelaku utama perubahan, sebelum penerapan teknologi atau teori manajemen dan pembenahan lingkungan. Bagian paling penting dari manusia itu adalah khalayak pemimpin, karena mereka yang akan menentukan arah yang hendak dituju. Setelah itu adalah kelompok orang yang kritis (critical mass) yang mempengaruhi kondisi organisasi. Penulis menguraikan secara bertahap, bagaimana menata ulang DNA individu dan organisasi (struktur, nuansa, keterkaitan, dan batasan kerja). Semuanya berpangkal pada Re-Code Pikiran, yakni mengubah cara berpikir yang berkutat pada masalah (problem based) menjadi pencarian solusi (solution based).

Jika pada bab-bab awal pembaca mengalami kesulitan pemahaman karena berbagai istilah teknis, penulis menganjurkan untuk melompat ke bab selanjutnya, tapi sebaiknya dibaca sampai tuntas. Dari situ kita merasakan sistematika pemikiran yang menggugah kesadaran. Namun, seperti anti-klimaks, pada bagian terakhir (Epilog) penulis berbicara tentang filosofi perubahan. Dijelaskannya, perbedaan antara manajer yang reaktif dengan manajer yang proaktif, yakni mereka yang tergantung pada fluktuasi kejadian yang muncul serta mereka yang selalu ingin membentuk dan mempengaruhi lingkungan dimana ia berada.

Ada empat filosofi perubahan yang ditelusuri, yaitu life cycle (siklus kehidupan), evolusi, dialektik (pertentangan antar tesis dan antitesis), dan teleologi (melihat jauh ke depan). Ini sebuah kajian mendasar yang harus dipahami peminat sosiologi dan antropologi. Setiap filosofi memiliki kata kunci, dasar penyebab, dan proses tersendiri. Di balik filosofi itu juga ada pemikirnya: Auguste Comte dan Herbert Spencer (siklus hidup), Charles Darwin dan George Mendel (evolusi), Hegel dan Karl Marx (dialektik), serta Margaret Mead dan Max Weber (teleologi). Pemikiran Comte dan Spencer sebenarnya pernah disinggung Ibnu Khaldun beberapa abad sebelumnya dalam Muqaddimah. Resep Re-Code DNA Perubahan ternyata bersumber dari kajian filosofis yang mendalam, bukan hanya formulasi manajemen terapan.

Melalui filosofi siklus hidup, Re-Code menegaskan pentingnya melakukan peremajaan (rejuvenasi) sebelum menjadi individu dan lembaga mengalami penuaan. Dalam filosofi teleologi, Re-Code dilakukan dengan target yang dibentuk dari perencanaan matang. Sedangkan filosofi evolusi dan dialektik memandang perubahan sebagai interaksi dua atau lebih institusi yang bersaing dan saling rebut pengaruh. Persaingan evolutif akan melahirkan seleksi alam, sehingga Re-Code berarti menyempurnakan proses interaksi agar muncul budaya inovasi. Sementara dialektik memandang adanya perbedaan yang menimbulkan konflik, sehingga Re-Code ditujukan untuk memelihara keberagaman.

Usai membaca buku ini, pembaca diharapkan mampu mengenal sumber perubahan dalam diri masing-masing. Setelah itu, baru bisa dilakukan perubahan dalam organisasi dan lingkungan yang lebih kuas. Kita seperti diingatkan pada dalil suci, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasih suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang mengubah (karakter dalam) diri mereka”. [sapto]

0 Comments:

Post a Comment



TI0909